Borneotribun I Landak, Kalbar - Menjawab pemberitaan media ini pada tanggal 20 februari 2021 lalu dengan link https://www.borneotribun.com/2021/02/jembatan-penghubung-antar-menyuke-darit.html tentang Kerusakan jembatan penghubung dua kecamatan yakni Kecamatan Sompak dan Kecamatan Menyuke, yang terletak di Dusun guna Desa Angkaras yang berbatasan dengan Desa Ladangan yang kini memprihatinkan dengan menggunakan batang kelapa, seperti yang di beritakan sebelumnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten landak Erani ST.MT melalui Kabid Bina marga Redi Suhendi ST saat di konfirmasi mengatakan, bahwa pihaknya sudah melakukan identifikasi terhadap jembatan penghubung yang mengalami kerusakan tersebut beberapa hari setelah kerusakan pada bulan Januari lalu.
"Pada saat terjadi kerusakan akibat banjir bulan lalu, kita sudah menurunkan tim untuk mengidentifikasi langsung ke lapangan. Kejadian banjir tersebut sangat berdampak pada jembatan itu, dan perlu kita tangani segera. Mudah-mudahan anggaran nantinya memadai agar kita bisa tangani secepatnya," kata Redi saat di konfirmasi via WhatsApp. Selasa (23/2/21).
Sebelumnya diberitakan Jembatan utama penghubung antara 2 (dua) Kecamatan, yakni Kecamatan Menyuke dan Kecamatan Sompak, mengalami longsor hingga hampir terputus dari Jalan.
Kejadian tersebut diakibatkan pondasi jembatan yang sering di terjang derasnya sungai lainan yang sudah di normalisasi pada kegiatan Proyek Normalisasi Sungai pada Juli 2020 silam, pada saat Banjir melanda. Sehingga membuat pondasi bergesar dan tanah tergikis di sekitar jembatan, dan membuat jembatan Akses transportasi Utama ini hampir putus.
Seperti yang diungkapkan Kepala Desa Angkaras, Seselius yang mengatakan jembatan akses utama penghubung kecamatan tersebut kondisinya sudah hampir dua bulan rusak. Ia menceritakan pada saat itu dirinya dan warga berinisiatif untuk membuat penyambung jembatan darurat menggunakan batang kelapa supaya melancarkan akses transportasi warga dua kecamatan.
"Sudah hampir 2 bulan ini pak jembatan ini hampir putus, saya sudah bilang pada pekerja proyek normalisasi Sungai pada waktu itu, saya bilang sekitar 50 meter dari jambatan jangan di keruk biar dia ada kekuatan tidak langsung hantam jembatan, karena kan di situ ada pohon pohon kata saya, tapi apa mau di kata," ungkap Seselius.
Ia juga menambahkan jika Pemerintah Kabupaten Landak tidak cepat untuk melakukan perbaikan jembatan ini, maka bisa di pastikan jembatan tersebut akan segera ambruk, apalagi setiap hari jembatan yang di sambung menggunakan batang kelapa tersebut di lalui kendaraan roda empat dan roda dua, bahkan di saat terjadinya curah hujan yang tinggi akan lebih berbahaya.
"Harapan saya semoga pemerintah kabupaten Landak melalui Dinas terkait cepat melakukan perbaikan, karena mengingat ini memang jembatan Satu-satunya akses penghubung masyarakat di dua kecamatan, jika terputus tidak ada jembatan dan jalan yang lain, maka akses transportasi masyarakat akan putus," jelasnya. ( Tino/Sudomo )
Editor : Hermanto